Rabu, 08 Mei 2013

KONDISI BUMI DAN PERKEMBANGANNYA


Pada awalnya kondisi bumi berupa bebatuan yang muncul dari kedalaman, yang membeku, retak dan hancur, kemudian menyebar menjadi butiran-butiran kecil  sebelum berubah dalam waktunya. Awalnya, perut bumi mengeluarkan asap yang membentuk atmosfer bumi, yaitu atmosfer tanpa oksigen. Atmosfer yang pekat dan tebal, penuh dengan uap air dan karbondioksida. Bumi mendingin, uap air mengembun dan menjadi hujan besar pada jarak yang tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat dengan matahari. Bumi memiliki keseimbangan sempurna untuk menyimpan air. Air-air membentuk aliran sebagai wadah menyerupai pembuluh darah untuk menyerap air. Sungai memisahkan mineral dari batu, dan laut menjadi penuh dengan garam.

Kehidupan di Bumi dimulai dari kehidupan primitive yang muncul sejak zaman bumi masih panas. Makhluk hidup pada saat itu adalah Archaebacteria yang semuanya hidup dari panas bumi. Kecuali Cyanobacteria atau algae biru-hijau yang memiliki kemampuan mengubah cahaya matahari sebagai sumber kehidupannya. Cyanobacteria merupakan nenek moyang dari segala spesies tumbuhan. Bakteri ini telah membawa perubahan bumi kita, yaitu mengubahnya menjadi atmosfer.

Adanya karbon yang meracuni atmosfer dan  terjebak oleh debu-debu bumi, oleh mikroorganisme karbon menghilang dari atmosfer dan kehidupan lain muncul. Oleh hidupnya yang mengubah atmosfer, tumbuhan dapat hidup dari tenaga matahari dengan berfotosintesis (memecah molekul air dan menghasilkan oksigen). Oksigen kemudian menyebar di udara. Bagaimana dengan siklus air di Bumi? Siklus air terus mengalami pembaharuan terus menerus. Air jatuh-air menguap-awan-hujan-mata air-sungai-laut-samudra-gletser, dan siklus itu tidak akan pernah hancur. Akan selalu ada jumlah air yang sama di Bumi dan akan dikonsumsi oleh spesies yang hidup di Bumi.

Kehidupan kita di Bumi ini merupakan sambungan dari rantai berjuta-juta makhluk hidup yang saling bergantung satu sama lain dibumi lebih dari 4 milyar tahun. Air dan udara tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan di Bumi ini. Kehijauan dari tumbuhan yang menyebar di seluruh permukaan bumi merupakan sumber oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup selain itu juga dari algae yang mewarnai permukaan laut.  

Bumi bergantung pada keseimbangan, dimana setiap makhluk hidup memiliki peranannya dan makhluk hidup muncul dari makhluk hidup lain. Adanya koral karena adnya algae dan cangkang. Koral yang menutupi dasar laut merupakan habitat dari beribu-ribu spesies ikan, kerang dan algae. Keseimbangan laut bergantung padabatu karang. 

Keseimbangan bumi dilihat dari ikatan yang menghubungkan antara spesies. Binatang yang dipersatukan berdasarkan perbedaan dan kebiasaan yang dilakukan. Ada yang beradaptasi dengan lingkungan dan sebaliknya san semua saling menguntungkan. Binatang memakan tanaman dan tanaman akan tumbuh kembali. Setiap spesies memiliki peran dan tempatnya dan semua menyeimbangkan. 

Dan bagaimana dengan perkembangan  Manusia? Homo sapiens? Manusia adalah turunan dari 4 milyar tahun yang lalu yang dihasilkan bumi. Manusia hanya berumur 200.000 tahun yang lalu tapi telah mengubah dunia. Meski lemah tapi telah memiliki semua habitat dan menguasai daerah-daerah lain yang tidak dilakukan spesies-spesies sebelumnya. 
Setelah 180000 tahun dan berkat cuaca yang lebih baik, manusia sudah menetap, tidak lagi bergantung hidup dengan berburu. Kekuatannya ada pada alam yang memberikan musimnya merupakan cara hidup lebih dari 1,5 milyar orang. Hidup yang sangat singkat dan ketidak tentuan alam menjadi beban kehidupan manusia. Kejeniusan manusia membuatnya sadar akan kelemahan yang dimilikinya.  Kekuatan fisik, yang tak bisa diberikan oleh alam sehingga membuat manusia berfikir untuk dibantu oleh binatang untuk menemukan membatasi aktivitas fisiknya. 
selain itu untuk mencukupi kebutuhan jasmaninya, manusia menemuan bidang pertanian yang telah mengubah sejarah kurang dari 10000 tahun lalu. Dengan dihasilkan padi sebagai bahan pokok kehidupan, manusia kemudian mengadaptasikannya pada tanah dan cuaca mengingat ketidaktentuan alam. Manusia terus mengembangkan bidang pertanian agar bisa bertahan hidup. Sampai saat ini pertanian masih merupakan hal terbesar didunia. Pertanian diturunkan dari generasi ke generasi karena manusia membutuhkannya untuk hidup.

Setelah beberapa lama mengandalkan kemampuan otot, manusia mulai memanfaatkan energy dari bumi, seperti adanya batu bara. Dan energi-energi yang dimanfaatkan itu membebaskan manusia dari kerja keras dan waktu yang membelenggu. Dalam 50 tahun, bumi memulai perubahan yang besar dari generasi sebelumnya. Cepat dan semakin cepat, dalam 60 tahun terakhir populasi bumi hampir tiga kali lipat. Dan lebih dari 2Milyar Orang pindah ke kota. Kota-kota besar berkembang dengan gedung-gedung pencakar langit dan berjuta-juta  penduduk. sebagai contoh kota-kota besar yang berkembang pesat: Shenzen di China, Shanghai, New York sebagai simbol eksploitasi tenaga cadangan bumi, Los Angeles, Dubai, dan lain sebagainya.

Kejeniusan manusia telah menghancurkan lingkaran kehidupan yang diberikan. sebagai contoh : hasil penagkapan ikan meningkat 5 kali lipat semenjak 1950 menyebabkan 3/4 lahan ikan hampir habis, bahkan ikan besar telah punah karena tidak ada lagi kesempatan untuk berkembangbiak. Konsumsi air yang terus meningkat, menyebabkan beberapa negara mengalami krisis air, bahkan sungai Yordan yang terkenal sekarang hanya tinggal tetesan air. Air sungai Yordan telah banyak digunakan untuk industri buah dan sayur. Hutan-hutan yang terus berkurang bahkan dihilangkan demi peternakan dan ladang kedelai, industri agriculture (minyak kelapa sawit), selain itu hutan Eukaliptus yang digunakan sebagai campuran pembuatan kertas.

jika kita tidak mengubah sikap kita, minyak akan habis, kebutuhan air yang besar, jumlah tenaga yang sangat besar dibutuhkan, polusi dimana-mana, mengambil SDA yang ada, jumlah karbon yang bertebaran membuat atmosfer kita terbakar, lapisan es yang mencair,  semuanya akan mengacaukan keseimbangan bumi. 

Dengan kondisi bumi sekarang, dapat diperkirakan kondisi evolusi akan berubah. Spesies akan banyak yang mati dan akan muncul spesies-spesies baru yang dapat bertahan sesuai dengan keadaan zaman yang akan datang

Di ceritakan kembali dari film HOME

 




Minggu, 25 November 2012

PERTANIAN BERKELANJUTAN (Sustainable Agriculture)


Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture)
            Sistem pertanian yang berkelanjutan adalah back to nature, yakni sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah ilmiah.
            Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya alam untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Dengan demikian peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan input luar yang melebihi daya dukung lingkungan, akan sangat mempengaruhi ekosistem di bumi flobamora sehingga akan mengalami degradasi, sekaligus berdampak pada berkurangnya ketersediaan lahan pertanian potensial yang dapat diolah oleh generasi yang akan datang.
            Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin.  Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya.  Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.
            Pertanian organik merupakan salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang di dalamnya meliputi berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (inter-cropping), penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah.
Pertanian organik bertujuan untuk:
1.      Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
2.      Membudidayakan tanaman secara alami,
3.      Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
4.      Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
5.      Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,
6.      Memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan sekitarnya
7.      Mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem usaha tani.

Beberapa Pendekatan Kegiatan Yang Menunjang Pertanian Berkelanjutan
            Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1.  Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. 
Adapun caranya dapat melalui:
·         Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
·         Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
·         Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungsida sintetis.
·         Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .

2.  Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput
Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif  yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan.  Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik.  Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau  kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan  pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.

3.   Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air.  Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:
·         Menciptakan jalur-jalur konservasi.
·         Menggunakan dam penahan erosi.
·         Melakukan penterasan. ƒ
·         Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.

  4.   Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air.  Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida.  Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;
·         Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
·         Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
·         Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
·         Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.

5.   Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertum     buhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.  

6.   Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar.  Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat.  Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;
·         Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
·         Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanamsejenis tanaman saja.

7.   Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah.  Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi dilahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan.  Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
·         ƒ  Pengomposan
·         ƒ  Penggunaan kascing 
·         ƒ  Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)

            Sistem pertanian yang berkelanjutan harus menjadi tanggung jawab dan komitmen kita bersama agar produktivitas pertanian dan dan kelestarian lingkungan terus dapat dipertahankan, baik untuk generasi sekarang dan gerenasi yang akan datang. Sistem pertanian berkelanjutan juga menjadi tuntutan globalisasi yang mempersyaratkan produk-produk pertanian harus ramah lingkungan dan bebas residu bahan kimia.


KONSERVASI TANAH DAN AIR


KONSERVASI TANAH DAN AIR

A.    Pengertian Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakkan tanah.
Konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak, dan terdapat cukup air pada musin kemarau.
Konservasi tanah dan air memiliki hubungan yang erat dengan konservasi air, karena perlakuan-perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akanmempengaruhi tata air dilingkungan tersebut dan tempat-tempai hilirnya.

B.     Metode Konservasi Tanah dan Air
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk konservasi tanah dan air :
1.      Metode vegetatif, menggunakan tanaman sebagai sarana
Beberapa cara konservasi tanah dan air yang tergolong sipil teknis dan sering dilakukan oleh petani yaitu, teras gulud dan teras bangku.
a.       Teras gulud
            Teras gulud merupakan guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan saluran air pada bagian lereng diatasnya. Teras gulud memiliki fungsi sebagai pengendali erosi dan penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah. Aliran permukaan diresapkan ke dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap dialirkan ke Saluran Pembuangan Air (SPA).
1)      Syarat pembuatan teras gulud
·         Lahan memiliki kemiringan antara 10-40%, teras gulud juga dapat digunakan pada kemiringan 40-60%, akan tetapi kurang efektif untuk dilakukan
·         Teras gulud dapat dibuat pada tanah yang memiliki kedangkal kurang dari 20 cm tetapi memiliki  kemampuan meresapkan air dengan cepat


2) Pembuatan dan pemeliharaan 
·            Membuat garis kontur sesuai dengan interval tegak (IV = interval verti-cal) yang diinginkan. 
·            Pembuatan guludan dimulai dari lereng atas dan berlanjut kebagian bawahnya. 
·            Teras gulud dan saluran airnya dibuat membentuk sudut 0,1-0,5% dengan garis kontur menuju ke arah saluran pembuangan air. 
·            Saluran air digali dan tanah hasil galian ditimbun di bagian bawah lereng dijadikan guludan. 
·            Guludan ditanami dengan rumput penguat seperti agar guludan tidak mudah rusak. 
·            Diperlukan Saluran Pembuangan Air yang diperkuat dengan rumput penguat agar aman

b.      Teras Bangku
      Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga.
Ada beberapa jenis teras bangku :
a.       Datar
Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar. 
b.      Miring ke luar
Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya miring ke arah lereng asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari kemiringan lereng asli. 
c.       Miring  ke dalam  
Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang bidang olahnya miring ke arah yang berlawanan dengan lereng asli. Air aliran permukaan dari setiap bidang olah mengalir dari bibir teras ke saluran teras dan terus ke  SPA sehingga hampir tidak pernah terjadi pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di bawahnya. Teras bangku gulir kampak memerlukan biaya yang mahal karena lebih banyak penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar saluran teras merupakan bagian yang kurang/tidak subur karena merupakan bagian lapisan tanah bawah (subsoil) yang tersingkap di permukaan tanah. Namun jika dibuat dengan benar, teras bangku gulir kampak sangat efektif mengurangi erosi. 

d.      Teras irigasi
Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat tanggul penahan air.

1)  Persyaratan
·         Tanah memiliki solum dalam dan kemiringan 10-60%. Solum tanah > 90 cm untuk lereng 60% dan >40 cm kalau lereng 10%. 
·         Tanah stabil, tidak mudah longsor.
·         Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan konsentrasi tinggi. Tanah Oxisols, Ultisols, dan sebagian Inceptisols yang berwarna merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya mengandung aluminium dan atau besi tinggi. 
·         Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.
·         Memerlukan kerjasama antar petani yang memiliki lahan di sepanjang SPA.
2)  Cara pembuatan teras bangku 
·         Pembuatan teras dimulai dari bagian atas dan terus ke bagian bawah lahan untuk menghindarkan kerusakan teras yang sedang dibuat oleh air aliran permukaan bila terjadi hujan. 
·         Tanah bagian atas digali dan ditimbun ke bagian lereng bawah sehingga terbentuk bidang olah baru. Tampingan teras dibuat miring; membentuk sudut 200% dengan bidang horizontal. Kalau tanah stabil tampingan teras bisa dibuat lebih curam (sampai 300%).
·         Kemiringan bidang olah berkisar antara 0% sampai 3% mengarah ke saluran teras.
·         Bibir teras dan bidang tampingan teras ditanami rumput atau legum pakan ternak. Contohnya adalah rumput Paspalum notatum, Brachiaria brizanta, Brachiaria decumbens, atau  Vetiveria zizanioides dll. Sedangkan contoh legum pohon adalah Gliricidia, Lamtoro (untuk tanah yang pH-nya >6), turi, stylo, dll. 
·         Sebagai kelengkapan teras perlu dibuat saluran teras, saluran pengelak, saluran pembuangan air serta terjunan. Ukuran saluran teras : lebar 15-25 cm, dalam 20-25 cm.
·         Untuk mengurangi erosi dan meningkatkan infiltrasi, pembuatanrorak bisa dilakukan dalam saluran teras atau saluran pengelak.
·         Kalau tidak ada tempat untuk membuat SPA, bisa dibuat teras bangku miring ke dalam 
·         Perlu mengarahkan air aliran permukaan ke SPA yang ditanami rumput Paspalum notatum dan bangunan terjunan air.
3)  Pemeliharaan 
                  Pemeliharaan saluran teras meliputi, memindahkan/mengeluarkan sedimen dari dalam saluran dan dari rorak ke bidang olah, menyulam tanaman tampingan dan bibir teras yang mati, memangkas rumput yang tumbuh pada saluran, tampingan dan bibir teras untuk dijadikan pakan ternak.

2.      Metode mekanik/teknis, menggunakan tanah, batu dan lain-lain sebagai sarana.

Beberapa teknik konservasi tanah dan air yang mampu mengendalikan erosi dapat ditempuh melalui cara mekanik seperti pertanaman lorong (alley cropping), silvipastura, dan pemberian mulsa. 

1)      Pertanaman lorong 
      Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perdu leguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontur (nyabuk gunung) sebagai tanaman pagar dan tanaman semusim ditanam pada lorong di antara tanaman pagar. Menerapkan pertanaman lorong pada lahan miring biayanya jauh lebih murah dibandingkan membuat teras bangku, tapi efektif menahan erosi. Setelah 3-4 tahun sejak tanaman pagar tumbuh akan terbentuk teras. Terbentukannya teras secara alami dan berangsur sehingga sering disebut teras kredit.
a.  Persyaratan
·         Kelerengan 3-40% dan kedalaman tanah > 20 cm.
·         Cocok untuk tanah dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang.
b.  Pembuatan dan pemeliharaan 
·         Jarak antara barisan tanaman pagar ditentukan oleh kemiringan lahan dan kemampuan tanaman pagar menyediakan bahan organik. Aturan yang umum digunakan adalah dengan memilih IV sekitar 1-1,5 m tetapi untuk kemiringan lahan 3-10%,  IV diatur dengan jarak antara 0,3-1,0 m (jarak antar baris tanaman pagar tidak lebih dari 10 m). Hal ini dimaksudkan agar bahan organik yang disumbangkan tanaman pagar cukup banyak jumlahnya. 
·         Biasanya pada lereng bawah dari tanaman pagar yang berbentuk perdu, ditanami rumput yang tahan naungan. Penanaman rumput sejajar dengan barisan tanaman perdu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas menahan erosi karena jika hanya perdu, masih sering terjadi erosi. 
·         Tanaman pagar dipangkas secara berkala (terutama bila tanaman pagar mulai menaungi tanaman pokok) dan bahan hijauannya digunakan sebagai mulsa atau pakan ternak. Apabila bahan hijauan digunakan untuk pakan ternak maka pupuk kandang yang dihasilkan dikembalikan untuk memupuk tanaman pokok agar kesuburan lahan dapat dipertahankan.
c.       Persyaratan tanaman untuk digunakan sebagai tanaman pagar
·         Dapat tumbuh dengan cepat dan apabila dipangkas secara berkala dapat cepat bertunas kembali.
·         Menghasilkan banyak bahan hijauan. 
·         Dapat menambat nitrogen dari udara (jenis leguminosa) sehingga baik untuk pupuk hijau.
·         Tingkat persaingan terhadap unsur hara dan air dengan tanaman pokok relatif rendah.
·         Memiliki perakaran vertikal yang kuat dan dalam. Tanaman pagar yang mempuyai penyebaran akar lateral (menyebar pada lapisan permukaan tanah) akan sangat menyaingi tanaman pokok.
·         Tidak bersifat alelopatik (mengeluarkan zat racun) terhadap tanaman pokok tetapi akan sangat ideal apabila tanaman pagar bersifat alelopatik terhadap hama dan gulma.
·         Supaya mudah diterima petani, sebaiknya tanaman pagar mempunyai manfaat ganda yaitu disamping sebagai penahan erosi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak, menghasilkan buah atau untuk kayu bakar.

2)      Silvipastura 
            Sistem silvipastura sebenarnya bentuk lain dari tumpangsari, tetapi yang ditanam di sela-sela tanaman hutan bukan tanaman pangan melainkan tanaman pakan ternak, seperti rumput gajah, setaria, dan lain-lain.
Ada beberapa bentuk silvipastura yang dikenal di Indonesia antara lain
(a) tanaman pakan di hutan tanaman industri
(b) tanaman pakan di hutan sekunder
(c) tanaman pohon-pohonan sebagai tanaman penghasil pakan dan
(d) tanaman pakan sebagai pagar hidup

Persyaratan
·         Lereng agak curam dan curam.
·         Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan keinginan petani. Jika tidak, akan mematikan motivasi petani menanam dan memelihara tanaman sampai menghasilkan.

3)      Strip rumput
            Strip rumput, hampir sama dengan sistem pertanaman lorong, dibuat mengikuti kontur  (sabuk gunung) dan lebar strip 0,5 m atau lebih, dimaksudkan untuk mengurangi erosi dan penyedia pakan ternak. 
a.  Persyaratan
·         Terutama bagi rumah tangga yang memiliki ternak ruminansia.
·         Cocok untuk daerah beriklim kering maupun daerah beriklim basah. 
·         Jenis rumput yang digunakan mempunyai penyebaran perakaran vertikal yang dalam sehingga daya saingnya terhadap tanaman utama menjadi rendah.
·         Jenis rumput yang tahan naungan dan kekeringan.
·         Mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada tanah yang tidak subur.
·         Sangat baik jika memberikan efek alelopati terhadap hama. Contohnya, aroma yang dihasilkan vetiver dapat mengusir tikus.
b.  Penanaman dan pemeliharaan
·         Rumput ditanam menurut kontur terdiri dari 3 barisan rumput atau lebih dengan jarak antara barisan 20 cm.
·         Lebar strip rumput 0,5 m atau lebih.
·         Jarak antara strip rumput tergantung IV yang diinginkan dan HI bervariasi dari 2,5 m untuk kemiringan 60% sampai 40 m untuk kemiringan 5%.
·         Jika ditanam dari biji memerlukan tenaga kerja lebih sedikit dibandingkan dengan dari stek/tunas hidup/bonggol.


4)      Pemberian bahan mulsa 
            Pemberian mulsa dimaksudkan  untuk menutupi permukaan tanah agar terhindar dari pukulan butir hujan. Mulsa merupakan teknik pencegahan erosi yang cukup efektif. Jika bahan mulsa berasal dari bahan organik, maka mulsa juga berfungsi dalam pemeliharaan bahan organik tanah. Bahan organik yang dapat dijadikan mulsa dapat berasal dari sisa tanaman, hasil pangkasan tanaman pagar dari sistem pertanaman lorong, hasil pangkasan tanaman penutup tanah atau didatangkan dari luar lahan pertanian. 
Fungsi lain mulsa adalah :
1)      Jika sudah melapuk dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air sehingga air lebih tersedia untuk pertumbuhan tanaman, dan memperkuat agregat tanah.
2)      Mengurangi kecepatan serta daya kikis aliran permukaan.
3)      Mengurangi evaporasi, memperkecil fluktuasi suhu tanah, meningkatkan jumlah pori aerasi sebagai akibat meningkatnya kegiatan jasad hidup di dalam tanah dan meningkatkan kapasitasinfiltrasi tanah. 
4)      Menyediakan sebagian zat hara bagi tanaman.
5)      Dianjurkan menggunakan 6 ton mulsa/ha/tahun atau lebih. Bahan mulsa yang paling mudah didapatkan adalah sisa tanaman.
6)      Mulsa diberikan dengan jalan menyebarkan bahan organik secara merata di permukaan tanah. 
7)      Bahan mulsa yang baik adalah bahan yang sukar melapuk seperti jerami padi dan batang jagung.
8)      Mulsa dapat juga diberikan ke dalam lubang yang dibuat khusus dan disebut sebagai mulsa vertikal.

3.      Metode kimia, pencegahan erosi dengan cara kimia
Dengan pemanfaatan soil conditioner pemantap tanah untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi. Bahan kimia memiliki pengaruh terhadap stabilitas tanah dan memiliki pengaruh jangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah.

C.    Konservasi Tanah dan Air di Daerah Bangka Belitung
            Konservasi tanah di Bangka Berlitung terutama di Bangka menggunakan metode secara mekanik yaitu pengelolaan secara fisik. Daerah Bangka bukan daerah berbukit bukit atau lahan miring yang harus menggunakan metode vegetatif untuk melakukan konservasi tanahnya.
Untuk tanaman jangka pendek seperti palawija, metode mekanik yang digunakan yaitu pencangkulan untuk pembuatan bedengan kemudian dilakukan pemberian mulsa untuk menutup permukaan bedengan. Pemberian mulsa dianggap efektif untuk mencegah erosi.
Untuk tanaman keras, seperti Kelapa sawit, karet, dan tanaman keras lainnya tidak ada perlakuan konservasi tanah dan air tertentu yang diberikan, tetapi biasanya pada lahan tanaman industri yang berumur masih muda, adanya tanaman lain yang ditanam disela-sela tanaman industri tersebut seperti tanaman tiga bulanan, agar mendapat sinar matahari yang cukup sementara tanaman industri yang ditaman masih muda/dahan nya belum tinggi.

Sumber :
BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN
2007